Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan.[1]. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Berdasarkan Hukum kedua Newton,
sebuah benda dengan massa konstan akan dipercepat sebanding dengan gaya
netto yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Penjelasan lain yang mirip, gaya netto yang bekerja pada sebuah benda adalah sebanding dengan laju perubahan momentum yang dialaminya.[2]
Gaya bukanlah sesuatu yang pokok dalam ilmu fisika, meskipun ada
kecenderungan untuk memperkenalkan ilmu fisika lewat konsep ini. Yang
lebih pokok ialah momentum, energi dan tekanan.
Sebenarnya, tak seorang pun dapat mengukur gaya secara langsung.
Tetapi, kalau sesuatu mengatakan seseorang mengukur gaya, sedikit
berpikir akan membuat seseorang menyadari bahwa apa yang diukur
sebenarnya adalah tekanan (atau mungkin kemiringannya). “Gaya” yang Anda
rasakan saat meraba kulit anda, misalnya, sebenarnya adalah sel syaraf
tekanan Anda yang mendapat perubahan tekanan. Ukuran neraca pegas
mengukur ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya, dll. Dalam
bahasa sehari-hari gaya dikaitkan dengan dorongan atau tarikan, mungkin
dikerahkan oleh otot-otot kita. Di fisika, kita memerlukan definisi
yang lebih presisi. Kita mendefinisikan gaya di sini dalam hubungannya
dengan percepatan yang dialami benda standar yang diberikan ketika
ditempatkan di lingkungan sesuai. Sebagai benda standar kita menggunakan
(atau agaknya membayangkan bahwa kita menggunakannya!) silinder
platinum yang disimpan di International Bureau of Weights and Measures
dekat Paris dan disebut kilogram standar. Di fisika, gaya adalah aksi
atau agen yang menyebabkan benda bermassa bergerak dipercepat. Hal ini
mungkin dialami sebagai angkatan, dorongan atau tarikan. Percepatan
benda sebanding dengan penjumlahan vektor seluruh gaya yang beraksi
padanya (dikenal sebagai gaya netto atau gaya resultan). Dalam benda
yang diperluas, gaya mungkin juga menyebabkan rotasi, deformasi atau
kenaikan tekanan terhadap benda. Efek rotasi ditentukan oleh torka,
sementara deformasi dan tekanan ditentukan oleh stres yang diciptakan
oleh gaya. Gaya netto secara matematis sama dengan laju perubahan
momentum benda dimana gaya beraksi. Karena momentum adalah kuantitas
vektor (memiliki besar dan arah), gaya adalah juga kuantitas vektor.
Konsep gaya telah membentuk bagian dari statika dan dinamika sejak zaman
kuno. Kontribusi kuno terhadap statika berpuncak dalam pekerjaan
Archimedes di abad ke tiga sebelum Masehi, yang masih membentuk bagian
fisika modern. Sebaliknya, dinamika Aristoteles disatukan kesalahpahaman
intuisi peranan gaya yang akhirnya dikoreksi dalam abad ke 17,
berpuncak dalam pekerjaan Isaac Newton. Menurut perkembangan mekanika
kuantum, sekarang dipahami bahwa partikel saling mempengaruhi satu sama
lain melalui interaksi fundamental, menjadikan gaya sebagai konsep yang
berguna hanya pada konsep makroskopik. Hanya empat interaksi fundamental
yang dikenal: kuat, elektromagnetik, lemah (digabung menjadi satu
interaksi elektrolemah pada tahun 1970-an), dan gravitasi (dalam urutan
penurunan kuat interaksi).
0 komentar:
Posting Komentar